31 Desember 2009

Membangun Pribadi Pantang Menyerah

Membangun Pribadi Pantang Menyerah
Oleh: Arda Dinata


“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).


Allah telah menciptakan alam dan isinya berpasang-pasangan, sehingga melahirkan hukum tarik menarik antara satu dengan yang lainnya. Artinya kondisi alam ini akan selalu dinamis sesuai dengan kehendak-Nya. Begitu juga halnya dengan kehidupan manusia, akan mengalami rotasi (perputaran) antara di bawah–di atas; sukses-tidak sukses; bahagia-susah, dll. Begitu juga dengan iman kita. Iman bisa datang dan pergi, naik dan turun.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya jiwa manusia itu mempunyai saat dimana ia ingin beribadah dan ada saat dimana enggan beribadah.” Diantara dua keadaan itulah manusia menjalani kehidupan ini. Dan diantara dua keadaan itu pula nasib manusia ditentukan.

Dalam arti lain, semakin seseorang berada dalam iman yang rendah, maka besar kemungkinan dalam kondisi ini akan mengakhiri hidupnya. Demikian sebaliknya, jika seseorang semakin sering berada pada kondisi iman yang tinggi, maka semakin besar peluangnya memperoleh akhir kehidupan yang baik. Pertanyaannya, bagaimana cara mewujudkan kondisi pribadi yang berujung kebaikan, pribadi yang pantang menyerah tersebut?

Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah tidak lain sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin betul bahwa sekenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun.

Pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, tidak lain adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, medapat rezeki, dll. Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bala bencana, dll., maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar. Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas ijin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut.

Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata dilihat secara fisik. Tetapi lebih-lebih dan yang lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat.

Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada hadist Nabi yang menyebutkan bahwa: “Orang mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari mukmin yang lemah.” Jadi, manusia tangguh dam kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada Allah.

Dalam konteks ini, dapat disebutkan bahwa kesuksesan menurut pandangan Alquran itu memiliki dua syarat pokok. Yakni iman dan ilmu (QS. 58: 11). Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia.

Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Menurut M. Ridwan IR Lubis (1985), ada tiga pengaruh iman tersebut, yaitu berupa: kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh).

Sedangkan menurut M. Yunan Nasution (1976), mengungkapkan pengaruh iman terhadap kehidupan manusia itu berupa: iman akan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda; menanamkan semangat berani menghadapi maut; membentuk ketentraman jiwa; dan membentuk kehidupan yang baik.

Untuk mencapai dampak dari kekuatan iman itu, kuncinya terletak pada pribadi kita masing-masing. Dan kalau kita cermati, sebenarnya pembentukan sifat pribadi pantang menyerah dan tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikir orang tersebut.

Menyikapi keadaan seperti saat ini, kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.

Setiap manusia harus memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan ini. Dengan sikap optimis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cobaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan terhadap Sang Pencipta. Karena garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berpikir dan berdoa agar sesuai dengan ridho-Nya.

Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pola pikir kita juga harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri. Berpikir positif kepada siapa? Pertama, berpikir positif kepada Allah. Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Tugas kita, hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari kejadian itu dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.

Kedua, berpikir positif terhadap diri sendiri. Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya.

Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita menuju ridho-Nya. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak ‘mengangkatnya’.

Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, ‘sang juara’. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.

Ketiga, berpikir positif pada orang lain. Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.

Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain ‘cakar-cakaran’. Tapi, kalau diluar itu ia akur, damai kembali.

Keempat, berpikir positif pada waktu. Setiap manusia diberi waktu yang sama, dimana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes.

Yang jelas, setiap detik hidup kita akan diminta pertanggung jawabannya kelak, di hadapan Allah SWT. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal-amalan saleh dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman, yang artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

Untuk memaksimalkan sikap positif pada diri seseorang, lebih-lebih sebagai pembentuk pribadi yang pantang menyerah, tangguh, ‘tahan banting’, sabar dan istiqomah pada jalan-Nya. Tentu perlu dibagun pula dengan kebiasaan positif.

Semoga tulisan ini menjadi bahan penilaian terhadap diri kita sendiri, terutama kaitannya dengan keinginan pembentukan pribadi yang pantang menyerah. Dan kita berdoa, semoga Allah memberi kemampuan terhadap kita untuk membangun pribadi yang tangguh dan pantang menyerah sesuai tuntutan-Nya. Amin. Wallahu a’lam. ***

Penulis Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

DAPATKAN ARTIKEL LAINYA TENTANG:

Menjadi Penulis Sukses, Mendapatkan Harta Karun, Menulis Buku, bisnis internet. Klik di bawah ini:http://www.ardapenulissukses.com

Arda Dinata, adalah praktisi kesehatan, pengusaha inspirasi, pembicara, trainer, dan motivator di Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.
E-mail: arda.dinata@gmail.com
Hp. 081.320.476048.
http://www.miqraindonesia.com

Berpikir dan Bekerja Secara Produktif


Berpikir dan Bekerja Secara Produktif
Oleh: Arda Dinata

http://ardanews.blogspot.com

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa pun.”
(QS. Al-Anfal: 22)


BERPIKIR dan bekerja merupakan kata yang patut kita sandingkan dalam membangun produktifitas kehidupan seorang muslim. Kerjasama kedua makna kata ini, bila kita laksanakan dengan benar akan melahirkan suatu kekuatan yang luar biasa. Bagi manusia yang mampu memaksimalkan kedua potensi ini, tentu predikat manusia produktif akan segera disandangnya.

Dalam al-Quran, banyak ayat yang memberi kita tuntunan agar bekerja secara produktif. Salah satunya, Allah menyatakan dalam QS. Yasin: 33-35, “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur. Dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?”

Makna dari ayat tersebut mengajarkan dan menuntut setiap manusia agar bersyukur kepada Allah SWT. dengan cara beriman atas nikmat yang telah dianugerahkan-Nya. Nikmat itu, antara lain berupa Allah telah memberi kesempatan kepada manusia untuk bekerja secara produktif dan sukses dalam hidupnya. Posisi kesempatan yang diberikan Allah ini bergantung pada pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Selain itu, kita harus menyandarkan diri terhadap segala yang telah diushakan tersebut kepada kehendak-Nya.

Dalam hal ini, untuk menciptakan kehidupan yang positif dan produktif, Muhammad al-Bahi mengungkapkan ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan. Pertama, mendayagunakan potensi yang telah dianugerahkan Allah untuk bekerja, melaksanakan gagasan, dan memproduksi. Kedua, bertawakal kepada Allah, berlindung, dan meminta pertolongan kepada-Nya pada waktu melakukan pekerjaan. Ketiga, percaya kepada Allah bahwa Ia mampu menolak bahaya, kesombongan, dan kediktatoran yang memasuki lapangan pekerjaan.

Nikmat lain yang patut disyukuri manusia ialah berupa kehendak Allah menyediakan lingkungan agar manusia dapat hidup di dalamnya. Pada ayat: “Dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka…” tersebut, telah mengajarkan bahwa menjadikan pekerjaan tangan sebagai pilar utama produksi (pertanian), bukan berarti seorang mukmin dibenarkan berlindung pada sikap fatalistik. Yakni sikap menunggu dan mengharapkan datangnya rezeki tanpa bekerja.

Memang Islam mengajak manusia untuk bertawakal kepada Allah, tetapi ia tidak mengakui sikap fatalistik itu. Apalagi untuk mendorongnya. Bertawakal kepada Allah, berarti mendayagunakan seluruh potensi untuk memikirkan cara-cara yang benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan. Proses kerja ini dimulai dengan bertawakal dan bersandar kepada-Nya yang dipadukan dengan tujuan, perencanaan, program, dan pelaksanaan kerja.

* *

DALAM bekerja, kita dianjurkan untuk mengembangkan “sayap kerjasama” dengan setiap makhluk Allah, termasuk dengan alam sekalipun. Kerjasama dan solidaritas adalah naluri dasar yang selalu dimiliki makhluk Allah. Oleh karena itu, tidak ada makhluk satu pun yang dapat hidup menyendiri, sekalipun dalam koloninya sendiri.

Dalam kehidupan alam semesta, kita diajarkan agar melakukan kerjasama yang solid. Kehidupan semut, misalnya, selalu kerjasama dengan baik dalam menjalani hidup dan menghadapi bahaya. Bahkan setiap semut merupakan bagian dari suatu proses pemecahan masalah di antara mereka sendiri.

Waktu mencari makan, semut secara bersama-sama menyapu setiap makanan yang mereka temukan. Semua bisa berjalan dengan kecepatan sampai 20 km/jam dan dapat membunuh mangsanya sampai 20 ribu kali setiap hari. Ketika mereka kembali ke sarang, setiap semut pasti mengusung makanan untuk temannya (baca: semut perawat), yang bertugas khusus merawat jentik-jentik telur semut di sarangnya.

Semut merah, bahkan tak hanya bekerjasama dengan koloninya. Mereka selalu kerjasama dengan ulat bulu. Menurut Profesor Edward Wilson, semut-semut merah itu memanfaatkan liur ulat untuk lem bagi sarangnya. Selain itu, si ulat bulu juga mengeluarkan suara seperti musik yang sangat disukai para semut merah. Sebagai balasannya, semut merah akan memberi makan dengan jentik-jentik telurnya setiap hari, hingga ulat keluar dan tumbuh menjadi kepompong. Sungguh hal ini merupakan bukti kalau alam itu mengajarkan kepada kita tentang sebuah kerjasama yang sangat solid.

Jadi, masihkah kita akan menebar rasa permusuhan, saling curiga, dan perpecahan sesama anak bangsa dalam membangun sebuah tatanan produktifitas bangsa yang sedang tepuruk saat ini?

* *

MELALUI akal, manusia dapat berpikir. Dengan pikirnya itulah, seharusnya manusia mampu menciptakan semangat kerja. Sehingga tak berlebihan bila Muhammad Utsman Najati mengungkapkan, pekerjaan manusia meliputi aspek rasio dan fisik. Jika manusia tidak bekerja maka berarti ia hidup tanpa memenuhi tugasnya.

Keberadaan rasio itu sendiri, sudah seharusnya dimaksimalkan untuk berpikir. Melalui pemikiran itu, manusia akan membuat garis lurus dalam kehidupan yang berfungsi sebagai benteng terhadap godaan hawa nafsu. Abdul Hamid Mursi menyebutkan, hawa nafsu tidak dapat mengalahkan pikiran kecuali jika manusianya banyak bersantai. Bekerja merupakan tugas dalam hidup manusia, karenanya manusia tidak boleh melakukannya dengan terpaksa. Lagian, bukankah manusia akan merasakan kenikmatan bila mengerjakannya dengan penuh kesadaran?

Akhirnya, masihkah kita akan mengabaikan potensi pikir, kerja, dan produktifitas dalam hidup, yang telah Allah anugerahkan kepada setiap diri manusia ini? Yang pasti, Allah akan menjujung tinggi manusia yang berpikir dan merendahkan orang yang tidak menggunakan pikirnya pada tingkatan di bawah hewan. Allah berfirman, “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa pun.” (QS. Al-Anfal: 22). Wallahu’alam.***

Penulis Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.

DAPATKAN ARTIKEL LAINYA TENTANG:
Menjadi Penulis Sukses, Mendapatkan Harta Karun, Menulis Buku, bisnis internet. Klik di bawah ini:http://ardapenulissukses.com

Arda Dinata, adalah praktisi kesehatan, pengusaha inspirasi, pembicara, trainer, dan motivator di Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.
E-mail: arda.dinata@gmail.com
Hp. 081.320.476048.
http://www.miqra.blogspot.com

14 Agustus 2009

DBD dan Pemberdayaan Masyarakat

DBD dan Pemberdayaan Masyarakat

oleh Arda Dinata


Demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan mata rantai penularan dengan pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentik-jentiknya), kemitraan dalam wadah Pokjanal DBD (kelompok kerja operasional DBD), pemberdayaan masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN 3M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksana program.


Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadi-nya peningkatan kasus, salah satunya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan pemberantas-an sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (menguras-menutup-mengubur). Kegiatan ini telah diintensifkan sejak 1992 dan pada 2000 dikembangkan menjadi 3M Plus yaitu dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk.


Selama ini berbagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam PSN-DBD sudah banyak dilakukan, tetapi hasilnya belum optimal dapat merubah perilaku masyarakat untuk secara terus menerus melakukan PSN-DBD di lingkungan masing-masing.


Untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dalam PSN DBD, pada tahun 2004 WHO memperkenalkan suatu pendekatan baru yaitu Komunikasi Perubahan Perilaku/KPP (Communications for Behavioral Impact/COMBI), tapi beberapa negara di Asean (Malaysia, Laos, Vietnam), Amerika Latin (Nikaragua, Brazil, Cuba) telah menerapkan pendekatan ini dengan hasil yang baik. Di Indonesia sendiri sudah diterapkan daerah uji coba yaitu di Jakarta Timur dan memberikan hasil yang baik.


Pendekatan tersebut lebih menekankan pada kekompakkan kerja tim (sebagai tim kerja dinamis). Perumusan dan penyampaian pesan, materi dan media komunikasi direncanakan berdasarkan masalah yang ditemukan oleh masyarakat dengan cara pemecahan masalah yang disetujui bersama. Akhhirnya, dengan pendekatan KPP/COMBI diharapkan perubahan perilaku masyarakat ke arah pemberdayaan PSN dapat tercapai secara optimal. [Arda D].***


Anda tertarik Majalah Inside (Versi PDF) tersebut, silahkan kirim Rp. 25 Ribu saja ke Bank BNI No. Rekening: 0118657077 atas nama Arda Dinata, lalu sms ke no. 081320476048.


Daftar Isi Majalah Inside Vol.III. No.02/Desember 2008:

SUDUT REDAKSI …….. 2

DAFTAR ISI …… 3

CAKRAWALA …… 4

EDITORIAL:

DBD dan Pemberdayaan Masyarakat ...… 5

FOKUS UTAMA:

Pemberdayaan DBD ...… 6

Manajemen Lingkungan Dalam Penanggulangan DBD ….. 8

Strategi Penanggulangan DBD …. 13

Strategi Utama Pemberdayaan Atasi DBD ….. 16

Mengenal Diagnosa Serologis Virus Dengue .. 18

Wolbachia: Alternatif Pengendali Vektor Dengue .. 20

Model Kepercayaan Kesehatan .. 23

LAPORAN DAERAH:

Penanggulangan DBD di Priangan …… 24

HASIL PENELITIAN:

Pemberdayaan Kelompok Ibu Rumah Tangga Dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) Melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Kelurahan Adiarsa Barat Kab. Karawang ..... 28

SPIRIT LOKA:

Menuju Puncak Kesuksesan …..50

Cara Mengirimkan Artikel ke Media Massa ….. 54

ALTERNATIF:

Ekstrak Kulit Jengkol Atasi Jentik DBD …. 59

PENDIDIKAN:

Imunositokimia: Teknik Pendeteksi Virus Dengue …. 67

Berkenalan Dengan Nyamuk …. 71

Perubahan Perilaku Bukti Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat …. 73

DUNIA PUSTAKA:

6 Trik Menjadi Penulis Artikel …. 76

TAFAKUR:

Penentuan Jenis Kelamin Nyamuk ….. 78


Anda tertarik Majalah Inside (Versi PDF) tersebut, silahkan kirim Rp. 25 Ribu saja ke Bank BNI No. Rekening: 0118657077 atas nama Arda Dinata, lalu sms ke no. 081320476048.



Anda ingin seperti mereka? Daftar GRATIS:
Caranya SMS dengan format sbb:

REG.NO HP ANDA. NAMA ANDA.-..-
Contoh: REG.081809616519.CANTIK JELITA.-.-
Lalu SMS ke: 081320476048

07 Agustus 2009

Janji dan Takaran Kehormatan Manusia

Oleh Arda Dinata

ADA tiga orang pemuda berhasil menjambret uang ratusan juta dari seorang nasabah bank. Mereka lari dan bersembunyi ke hutan. Setelah beberapa hari bersembunyi, mereka kelaparan. Maka, mereka berunding untuk membagi uang hasil rampokannya. Mereka sepakat sebelum membagi uang tersebut, salah satu dari mereka pergi ke kota untuk mencari makanan dan minuman.


Setelah salah satu pergi ke kota, dua pemuda yang berada di persembunyian berpikir. “Seandainya uang ini dibagi dua saja, maka bagian kita akan lebih banyak.” Mereka sepakat, kalau temannya kembali dari kota dihabisi saja nyawanya.


Pemuda yang pergi ke kota, setelah makan dan kenyang, dalam hatinya terlintas pikiran, “Seandainya semua uang hasil rampokan tadi dimiliki sendiri, tidak usah dibagi tiga, aku akan kaya raya.” Maka ia berniat menghabisi nyawa kedua rekannya itu dengan mencampurkan racun warangan yang hampir tidak berbau ke dalam makanan.


Dengan tenangnya, ia kembali ke hutan. Ketika melongokkan kepala ke gubug tempat persembunyian, dari dalam disambut dengan pentungan oleh kedua rekannya. Sebentar kemudian ia jatuh dan tak bergerak lagi. Lalu, kedua pemuda itu menikmati makanan dan minuman yang dibawa oleh teman yang telah mereka bunuh, tak berapa lama keduanya pingsan dan tak sadarkan diri untuk selamanya.


Itulah kisah tragis sahabat karib yang saling ingkar janji (berkhianat) demi harta (hawa nafsu) dan ego pribadinya yang hanya sesat. Padahal, bagaimanapun perilaku ingkar janji itu akan berbuah “kesengsaraan, kecelakaan dan penderitaan” pada individu yang bersangkutan.

* *


DARI kisah di atas, ada satu hal yang patut dikontemplasi oleh kita. Kontemplasi berarti merenung atau berpikir secara mendalam dan mendasar. Yakni berkait dengan “janji manusia” dalam kehidupan sehari-hari. Bila janji telah terucap, maka realisasinya harus terjawab, dipenuhi dan diwujudkan dengan baik. Karena kalau janji itu terlenakan dan diabaikan (dusta belaka), maka seperti kisah di atas akan berujung pada kesengsaraan dan penderitaan yang tragis.


Keberadaan janji ini, memang akan selalu bersentuhan dengan kehidupan manusia. Apalagi, misalnya menjelang pemilihan umum (Pemilu), akan bertebaran janji-janji dari juru kampanye partai politik. Biasanya, untuk menarik simpati masyarakat pemilih, mereka “mengobral” janji-janji dengan embel-embel yang menggiurkan. Dan sering kali, tidak sedikit dari janji-janjinya itu hanya dusta belaka. Padahal, kalau kita mau jujur inilah sebenarnya salah satu penyebab keterpurukan bangsa ini.


Untuk itu, kita harus sadar. Seperti diakui dalam pandangan filsafat, di dunia ini ada hukum sebab akibat. Artinya setiap tindakan selalu mendapat ganjarannya. Setiap individu terikat pada hasil perbuatannya dalam hidup sekarang dan hidup yang akan datang. Demikian pula terhadap janji-janji yang kita ucapkan, bila diingkari akan terpulang pada diri kita.


Itulah sebabnya, mengapa Sayyid Mujtaba Musavi Lari mengungkapkan, jika lidah manusia telah teracuni oleh dusta, kotorannya akan tampak padanya. Dampak-dampaknya adalah seperti angin musim gugur yang menghembus daun-daun pepohonan. Dusta memadamkan cahaya eksistensi manusia dan menyalakan api khianat dalam dada. Dusta juga memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menghancurkan ikatan persatuan dan keharmonisan di antara manusia serta mengembangkan kemunafikan.


Sebenarnya, penyebab besar menyangkut kesesatan manusia ialah bersumber dari pernyataan-pernyataan batil dan kata-kata yang kosong. Di sini, tentu sangat berbahaya terutama bagi manusia yang memiliki niat jahat, karena dusta merupakan pintu terbuka untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya dengan menyembunyikan fakta-fakta dibalik kata-kata magisnya, dan kemudian menerkam orang-orang yang tidak berdosa dengan dusta-dusta yang beracun.


Dari sini, setiap kita hendaknya waspada terhadap janji-janji yang kita ucapkan. Sebab, kata Dr. Raymond Peach, dusta adalah senjata pertahanan terbaik dari orang yang lemah dan jalan tercepat untuk menghindari bahaya. Dalam banyak hal, dusta merupakan suatu reaksi terhadap kelemahan dan kegagalan. Jadi, bila seseorang ingkar janji (berdusta) berarti sesungguhnya ia adalah orang-orang yang lemah.

* *


JANJI jujur adalah salah satu sifat yang paling indah. Sebaliknya, janji dusta merupakan salah satu sifat yang paling buruk. Di sini, lidah berperan menerjemahkan perasaan-perasaan batin manusia keluar. Oleh karena itu, jika dusta itu berangkat dari dengki/benci, maka ia merupakan salah satu tanda yang berbahaya dari amarah. Dan jika dusta itu berangkat dari kebakhilan atau kebiasaan, maka sesungguhnya sifat ini berasal dari pengaruh-pengaruh nafsu manusia yang membara.


Al-Ghazali berkata, “Lidah adalah anugerah yang bermanfaat. Ia adalah makhluk yang lembut, dengan tidak menghiraukan ukurannya yang kecil ia melaksanakan tugas yang sangat penting ketika ia ingin taat dalam keadaan tidak taat. Baik kafir maupun beriman, terejawantahkan melalui lidah, dan ia adalah ibadah atau keingkaran yang penghabisan.”


Jadi, ketiadaan rasa tanggung jawab dan pelanggaran berbagai peraturan hanya akan mewujudkan kejahilan akan asas-asas kehidupan dan mengantar kepada kesengsaraan dan kerusakan. Tidak ada kesalahan yang lebih besar daripada pelecehan terhadap para anggota masyarakatnya. Oleh karena itu, kita harus mencegah pelanggaran kewajiban individual yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi nafsu-nafsu kita.


Menurut Buzarjumehr, pelanggaran sumpah (janji-Pen) menjauhkan martabat manusia. Artinya orang-orang yang menyelewengkan dirinya dari jalan yang benar dengan melanggar janji-janjinya, akan menanam benih-benih penolakan dan kebencian di dalam hati orang lain. Pada akhirnya, tindakan pelanggaran itu akan mempermalukannya, kemudian ia akan mencoba untuk menutupi berbagai tindakannya dengan macam-macam alasan dan kontradiksi, sehingga orang-orang yang mengetahui orang ini akan melihat bahwa ia adalah seorang munafik yang tersesat.


Akhirnya dapat dikatakan, kalau ingkar janji itu termasuk diantara unsur yang paling aktif dalam menciptakan perselisihan sosial dan melemahkan ikatan diantara manusia. Sehingga pemenuhan janji itu penting bagi seseorang yang ingin hidup bermasyarakat. Ia adalah landasan bagi kebahagian, perkembangan dan keberhasilan sosial. Jadi, dengan kata lain takaran kehormatan manusia dapat terukur dari seberapa besar ia mampu menepati janji-janjinya. Wallahu’alam. (Arda Dinata).***


31 Juli 2009

Bahasa Perumpamaan


Bahasa Perumpamaan
Oleh : Arda Dinata


Bahasa diartikan sebagai lambang (bunyi bahasa) yang dipakai manusia untuk melahirkan pikiran dan perasaan. Atau bisa juga merupakan perkataan-perkataan yang dipakai oleh suku bangsa, negara, daerah, dan lainnya. Sedangkan perumpamaan berarti ibarat, amsal, persamaan (perbandingan), atau peribahasa. Jadi, bahasa perumpamaan itu adalah bahasa berupa ibarat, amsal, perbandingan, atau peribahasa yang digunakan untuk melahirkan pikiran/ perasaan tentang sesuatu hal.


Dalam Al-Quran banyak kita temui ayat-ayat yang menggunakan gaya bahasa perumpamaan. Baik yang menyangkut peringatan, kabar gembira maupun sindiran terhadap manusia. Bahasa perumpamaan itu digunakan dalam Al-Quran, tidak lain agar manusia selalu ingat terhadap isi pesan yang disampaikan Allah SWT.

Salah satu bahasa perumpamaan itu dapat kita temui dalam QS. Ibrahim: 24-25, ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seijin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Kalau kita telaah dan renungkan makna perumpamaan ayat tersebut, sungguh agung dan dalam artinya. Yakni pohon yang baik itu tidak lain adalah pohon kurma. Akarnya teguh sebagaimana dasar tauhid yang telah terhunjam ke dalam hati. Cabangnya menjulang tinggi, menandakan bahwa cabang iman, amal shalih dan ihsan adalah akan naik ke atas langit. Demikian pula, laksana pohon kurma yang daun-daunnya tidak jatuh berguguran, maka seorang mukmin diharapkan tidak berubah imannya karena hawa nafsu.

Lebih jauh, sifat pohon kurma ini jika dicabangkan, ia akan bercabang banyak dan tiap cabangnya itu akan berbuah. Begitu pun seorang mukmin jika dididik, maka ia akan terdidik dengan baik. Artinya, bila diperbaiki moral dan akhlaknya, maka ia akan terbentuk dengan baik.

Sementara itu, pohon kurma memiliki madu yang jernih dan minumannya adalah memberi kesembuhan. Hal ini memberi perlambang bahwa seorang mukmin hendaknya ide-idenya adalah memberi kesembuhan dan nasehat-nasehatnya itu laksana obat. Begitu pun dengan kebaikannya terlihat segera, sementara keburukannya begitu jarang nampak.

Akhirnya, tidak berlebihan bila Fudhail bin Iyadh mengatakan, ”Seorang mukmin adalah sedikit bicara, banyak bekerja. Sementara orang munafik adalah banyak bicara dan sedikit beramal.” Waallahu’alam.



Anda ingin seperti mereka? Daftar GRATIS:
Caranya SMS dengan format sbb:

REG.NO HP ANDA. NAMA ANDA.-..-
Contoh: REG.081809616519.CANTIK JELITA.-.-
Lalu SMS ke: 081320476048

22 Juli 2009

Menekuni Ilmu

Menekuni Ilmu
Oleh: ARDA DINATA
http://miqraindonesia.tk


Dalam suatu keterangan disebutkan Jabir bin Abdullah ra, pergi ke Syam menempuh perjalanan selama satu bulan hanya untuk mendengar satu hadits saja dari Abdullah bin Unais ra. Hadits tersebut ialah bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya manusia itu nanti akan dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan tidak memakai alas kaki, tidak memakai pakaian dan tidak dikhitan." (HR. Muslim dari Aisyah).

Sementara itu, Abu Ayyub Al-Anshori pergi dari Madinah ke Mesir menemui 'Uqbah bin Amir hanya untuk mendengarkan satu hadits saja yaitu sabda Rasulullah Saw, "Barangsiapa mentutupi aib saudara muslimnya di dunia, maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat." (HR. Bukhori dan Muslim).

Kisah ini, memberi pelajaran tentang bagaimana kegigihan seseorang dalam menyelesaikan studinya (menekuni dan mendapatkan ilmu). Begitu pun dengan kita saat ini, walau kita merasakan betapa mahalnya biaya pendidikan yang dirasakan para orang tua, semoga tidak mensurutkan niat baik kita untuk mencari ilmu pengetahuan itu. Sebab, keberadaan ilmu pengetahuan ini sangat dihargai oleh Islam.

Menuntut ilmu hukumnya wajib dan bagi mereka yang lalai menuntut ilmu tergolong melakukan perbuatan dosa. Atas dasar ini, penghargaan Islam terhadap ilmu sangat tinggi. Sampai-sampai Islam melarang seseorang mengerjakan sesuatu perkara tanpa mengetahui ilmunya (baca: QS. Al Israa': 36). Di sini, menunjukkan bahwa belajar menambah ilmu merupakan ketaatan kepada Allah, sebab mencari ilmu telah diwajibkan-Nya. Allah berfirman, "….niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …." (QS. Al Mujaadilah: 11).

Jadi, janganlah tunda niat baik untuk mencari ilmu dan menyelesaikan studi. Karena banyak ilmu pengetahuan (studi) lain yang perlu kita gapai. Sehingga semakin banyak kita menunda-nunda niat baik itu, maka saat itu pula penyesalan akan menyertainya. Bukankah, kesempatan itu datangnya hanya sekali dan sikap kita yang salah akan berbuah pada penyesalan di kemudian hari.

Bahkan kehidupan mengajarkan kepada kita, bahwa hidup ini harus bergerak –tidak boleh berhenti pada satu tempat saja--. Kita harus bergerak dari kegiatan satu ke kegiatan lainnya. Begitu juga halnya dalam proses studi, kita harus segera menyelesaikan studi. Dan bukan sebaliknya, kita menyia-nyiakan/menyepelekan kesempatan untuk menyelesaikan studi. Bahkan, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk terus menyambung satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Allah berfirman, yang artinya: "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Alam Nasyrah: 7-8).

Pada konteks ini, berarti setiap muslim harus menekuni bidang ilmu yang sedang digeluti. Ia harus mencari dan terus mencari. Karena ilmu itu tidak akan datang kepada pencarinya, atau menyulap orang dalam sekejap menjadi orang-orang yang mahir dan ahli (baca: QS. An-Nahl: 78). Wallahu'alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.

20 Juli 2009

Sikap Menghadapi Problematika Hidup

Oleh: ARDA DINATA
http://miqraindonesia.blogspot.com

Keluarga sakinah terbentuk bukan karena kosongnya kesulitan, ujian, dan problematika hidup. Tapi, ia terbentuk karena sikap dan cara menyikapinya dengan benar yang menghampirinya. Adanya problematika hidup menyebabkan manusia dapat memaknai arti sebuah jalan keluar yang diambilnya. Dan agar manusia kreatif dalam mencari, menemukan keputusan yang tepat sebagai jalan keluar bagi problematika hidupnya.

Problematika hidup (dalam kelurga) merupakan sebuah keniscayaan dalam nuansa fluktuatif kehidupan manusia. Keberadaannya membikin hidup lebih hidup. Tidak membosankan. Bukankah watak manusia selalu bosan dengan kondisi realita yang tidak berubah. Artinya bukan kita bermaksud menantang problematika hidup untuk datang, tapi lebih didasarkan agar kita bisa bersikap positif dan benar dalam menghadapinya.

Untuk itu, setiap kita yang ingin membentuk tatanan keluarga sakinah harus mempersiapkan diri sedari awal berupa kemampuan menghadapi berbagai problema kehidupan. Sosok demikian, tidak lain merupakan wujud dari manusia saleh.

Dalam Islam digambarkan didikan dari manusia saleh ini adalah manusia yang memiliki ketakwaan yang senantiasa mengabdi kepada Tuhannya dan berpegang teguh pada petunjuk Tuhannya. Di samping itu, ia juga yakin akan tujuan kehidupannya hanya semata-mata mengabdi kepada Allah.

Sosok manusia saleh, diungkap Dr. Syamsul Bahri Andi Galigo, dalam Alquran dan Peningkatan Kwalitas Manusia, adalah manusia yang berakhlakul karimah, lahir dan batin, menjadi percontohan dalam kehidupannya dan mudah memberi pengaruh kepada orang lain dan sulit untuk dipengaruhi karena landasan moralnya berupa hidayah Allah sudah menjadi prinsip dalam kehidupannya (QS. Al-Baqarah [2]: 38).

Totalitas sosok manusia saleh dapat kita temukan dan tercermin pada diri Rasulullah saw. Itulah sebabnya selaku umat Islam, mengapa kita harus menjadikan Nabi Saw sebagai uswah (suri teladan) bagi mereka yang ingin mendapat ridha-Nya. Lagian dalam Alquran ditegaskan ada beberapa ciri manusia saleh ini, yaitu memiliki iman, amal saleh, selalu berpesan mempertahankan kebenaran dan tabah menghadapi problematika hidup.

Menurut Ibrahim al-Wazir, dalam Iman dan Amal Saleh diungkapkan bahwa iman dan amal saleh tidak bisa dipisahkan dalam kenyataan hidup, karena iman laksana dynamo pada mesin, sedang amal saleh adalah manfaat yang diperoleh dari mesin itu akibat pengaruh dynamo tersebut. Mempertahankan kebenaran adalah hak asasi setiap manusia yang terpendam di dalam hati sanubari, maksudnya setiap orang cinta kebenaran, namun didalam kehidupan ini terkadang manusia membohongi dirinya sendiri. oleh karena itulah mempertahankan suatu kebenaran –apalagi kebenaran dari Yang Maha Kuasa—jelas menunjukkan sifat mulia yang tidak pernah luput pada diri seorang manusia saleh.

Sabar dalam Hidup

Hidup di dunia ada kalanya kesulitan datang dan ada pula kenikmatan yang menghapiri kita. Ia datang bisa silih berganti. Untuk itu, kita diajarkan oleh Rasulullah menyikapinya dengan sabar dan syukur. Bersabar bila ada kesulitan dan bersyukur ketika kenikmatan datang kepada kita. Konsep dasar inilah yang harus kita tanamkan dalam setiap anggota keluarga kita.

Hakikat sikap sabar, tidak lain tahan menderita terhadap sesuatu yang tidak disenangi hati dan perasan dengan penuh kesadaran sambil tawakkal kepada Allah. Ingat, tugas kita dalam hidup ini hanya luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.

Oleh karena itu, tidaklah disebut sabar apabila menahan dirinya itu disebabkan keterpaksaan atau dipaksa. Tepatnya, sabar termasuk satu kesatuan jiwa yang dapat menentukan sikap. Sehingga sikap sabar bagi kehidupan kelurga adalah dengan memposisikan setiap problematika hidupnya sebagai proses pendewasaan kwalitas kehidupan yang penuh arti dan bermakna.

Pada tatanan yang lebih dasar, sabar merupakan sikap yang memancar dari dalam hati, yang tegak di atas penyerahan diri sambil memohon pertolongan kepada Allah Swt. "Wahai orang-orang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan dengan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Agar sabar yang kita bangun lebih maksimal, maka sudah seharusnya kita mengetahui beberapa tingkatan sabar ini. Pertama, sabar dalam arti mampu menahan diri dari berbuat maksiat, dosa dan segala bentuk kejahatan dan keburukan (baca: QS. Az-Zumar [39]: 10).

Kedua, sabar dalam arti menerima segala mcm musibah yang menimpa atau ditimpakan oleh Allah sambil berusaha mencari jalan keluarnya.

Ketiga, sabar dalam arti tidak memberikan reaksi balik terhadap segala macam fitnah, isu maupun sikap jahat dan perlakuan negatif dari orang lain yang diarahkan kepada dirinya karena dikhawtirkan akan menambah buruknya suasana.

Keempat, sabar dalam arti mendoakan kebaikan atas orang yang melakukan tindakan atau sikap jahat seperti sabarnya para ulul azmi (orang-orang yang mempunyai keteguhan hati), sambil tawakkal kepada Allah.

Akhirnya, apapun kesulitan dan kesengsaran dalam problemtika hidup yang menimpa tatanan keluarga kita, maka harus disikapi dengan sabar. Sabar bukan berarti diam, tidak boleh menangis, dan sedih. Tapi, sabar yang lahir dari sikap menerima problematika hidup sebagai bagian dari takdir. Sehingga ia akan menjadi ketenangan yang melindungi dari penyesalan yang tak berujung. Wallahu'alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqraindonesia.tk

ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:
· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….

· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…

19 Juli 2009

Menjadi Pribadi Tangguh

Oleh Arda Dinata
http://miqraindonesia.tk


Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya jiwa manusia itu mempunyai saat di mana ia ingin beribadah dan ada saat di mana enggan beribadah.” Diantara dua keadaan itulah manusia menjalani kehidupan ini. Dan diantara dua keadaan itu pula nasib manusia ditentukan.

Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin betul bahwa sekenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun.

Pribadi tangguh ini, tidak lain merupakan pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, medapat rezeki, dll. Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bala bencana, dll., maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar. Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas ijin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut.

Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata secara fisik. Tapi lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat. Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada hadits Nabi Saw yang menyebutkan bahwa: “Orang mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari mukmin yang lemah.” Jadi, manusia tangguh dam kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada Allah.

Dalam konteks ini, dapat disebutkan bahwa kesuksesan menurut pandangan Al-Quran itu memiliki dua syarat pokok. Yakni iman dan ilmu (QS. 58: 11). Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Menurut M. Ridwan IR Lubis (1985), ada tiga pengaruh iman yaitu berupa: kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh).

Untuk mencapai kekuatan iman itu, kuncinya terletak pada pribadi sobat eL-Ka masing-masing. Dan kalau kita cermati, sebenarnya pembentukan sifat pribadi tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikir orang tersebut. Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pola pikir kita pun harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri.

Mungkin sobat eL-Ka bertanya, berpikir positif kepada siapa? Paling tidak ada empat taktik berpikir positif yang perlu sobat eL-Ka bangun dalam kehidupan keseharian agar menjadi pribadi tangguh.

1. Berpikir positif kepada Allah.

Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Tugas sobat eL-Ka, hanya berpikir dan membaca. Ada apa di balik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari kejadian itu dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.

2. Berpikir positif terhadap diri sendiri.

Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya. Sifat dan pribadi unik inilah yang harus sobat eL-Ka jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita menuju ridha-Nya. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak ‘mengangkatnya’.

Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, ‘sang juara’. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.

3. Berpikir positif pada orang lain.

Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.

Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain ‘cakar-cakaran’. Tapi, kalau diluar itu ia akur, damai kembali.

4. Berpikir positif pada waktu.

Setiap manusia diberi waktu yang sama, di mana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin sobat eL-Ka apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes.

Yang jelas, setiap detik hidup sobat eL-Ka akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hadapan Allah SWT. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal-amalan saleh dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Allah berfirman, yang artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

TAMAN TAMAN KEBENINGAN HATI


TAMAN TAMAN KEBENINGAN HATI
Oleh: Arda Dinata

ALHAMDULILLAH , segala puji bagi Allah atas segala limpahan nikmat-Nya serta shalawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi Muhammad Saw dan para manusia pilihan-Nya.

Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah kumpulan tulisan saya yang sebelumnya diperuntukkan sebagai isi rubrik utama Tabloid MQ (Manajemen Qolbu). Tulisan-tulisan dalam rubrik tersebut oleh pengelolanya dimaksudkan sebagai alat bagi tersebarnya pemikiran keislaman ala MQ. Dan saat itu, saya mendapat kepercayaan membuat tulisan bernuansa MQ untuk mengisi rubrik telaah utama deskriptif, sejak tahun 2001 sampai 2003. Adapun isi dari bahasan dalam lini rubrik itu berupa uraian teoritis, contoh pengalaman nyata, baik dari hadis, kisah sahabat, atau kisah teladan jaman sekarang.

Dalam kumpulan tulisan-tulisan ini, sebagian sudah pernah dimuat dalam rubrik utama deskriptis Tabloid MQ dan sebagian yang lain belum sempat dipublikasikan. Akhirnya, setelah saya susun kembali dengan usaha penambahan di sana-sini, jadilah buku kecil ini. Dan kemudian saya beri judul: TAMAN TAMAN KEBENINGAN HATI.

Keberadaan taman merupakan simbol dari sebuah rumah yang terpelihara atau tidak. Sebab, kalau kita terbiasa merawat taman, niscaya merawat rumah bukan pekerjaan yang sulit. Sehingga, perilaku merawat taman memang harus dilakukan secara telaten dan terus menerus. Pasalnya, di taman itu ada sejumlah jenis tanaman. Dan kita tahu tanaman adalah salah satu makhluk hidup ciptaan-Nya. Seperti layaknya makhluk hidup umumnya, tanaman itu pun lahir, tumbuh, dan terus berubah bentuknya.

Semua itu mengandung arti bahwa dengan merawat taman, berarti kita sejatinya tengah mengungkapkan rasa syukur atas nikmat mempunyai rumah. Apalagi jika taman-taman itu terpelihara dengan baik. Ia akan memancarkan kebeningan berupa kesejukan bagi setiap orang yang memandangnya, membuat nyaman dan tenang bagi mereka yang berada di lingkungan taman tersebut.

Begitu pun dengan manusia. Ia ibarat sebuah rumah. Dan sebagai taman-tamannya adalah perilaku kesehariannya yang merupakan cerminan dari kondisi hatinya. Dr. Ahmad Faried menggambarkan hubungan hati dengan organ-organ tubuh lainnya, laksana raja yang bertahta di atas singgasana yang dikelilingi para punggawanya. Seluruh anggota punggawa bergerak atas perintahnya. Dengan kata lain, bahwa hati itu adalah sebagai reaktor pengendali atau remote control sekaligus pemegang komando terdepan (utama). Oleh karena itu, semua anggota tubuh berada dibawah komando dan dominasinya. Di hati inilah anggota badan lainnya mengambil keteladannya, dalam ketaatan atau penyimpangan.

Jadi, betapa indahnya bila hati kita dalam kebeningan. Karena suasana kehidupan manusia yang diselimuti oleh kebeningan hati akan selalu mengkonsulkan segala aktivitas hidupnya dengan indera perasa (kebenaran) dan suara hati nuraninya. Sebab, adakah yang lebih jujur dari hati nurani, ketika ia menyadarkan kita tanpa butiran kata-kata. Adakah yang lebih tajam dari mata hati, saat ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa. Singkatnya, sesungguhnya kondisi yang paling indah dari sebuah putaran kehidupan ini, tidak lain adalah di mana ketika kita mampu secara jujur dan tulus mendengar suara hati (keimanan).

Mudah-mudahan, secercah dari keindahan taman-taman kebeningan hati itu dapat kita peroleh melalui buku ini. Dan semoga saya, keluarga serta para pembaca dapat meraih inspirasi dan mampu merealisasikan nilai-nilai kebeningan hati dalam usahanya membangun keindahan “taman-taman” perilaku hidup keseharian.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Tabloid MQ yang telah memuat dan mempublikasikan (sebagian) pemikiran saya dalam tulisan-tulisan ini dan terima kasih pula kepada penerbit MIQRA INDONESIA yang bersedia menerbitkan buku ini. Dan semoga buku ini memberi manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Amin.

DAFTAR ISI
PRA KATA -- 3
DAFTAR ISI -- 5

Bagian Pertama:
INDAHNYA HIDUP DENGAN BENING HATI

Indahnya Berkeluarga Dengan Bening Hati -- 9
Indahnya Bertetangga Dengan Bening Hati -- 12
Indahnya Bermu’amalah Dengan Bening Hati -- 14
Indahnya Berpolitik Dengan Bening Hati -- 15
Indahnya Memimpin Dengan Bening Hati -- 18
Indahnya Menuntut Ilmu Dengan Bening Hati -- 19
Bagian Kedua:
NIAT BAIK, JANGAN DITUNDA
Niat Baik Untuk Berkeluarga -- 22
Niat Baik Untuk Bersedekah -- 24
Niat Baik Untuk Berhaji -- 27
Niat Baik Untuk Mempunyai Anak -- 29
Niat Baik Untuk Menyelesaikan Studi -- 30
Bagian Ketiga:
NIKMATILAH SETIAP EPISODE HIDUP
Menikmati Episode Sakit -- 34
Menikmati Episode Menunggu Jodoh -- 36
Menimkati Episode Mencari Kerja -- 39
Menikmati Episode Jadi Bawahan -- 42
Menikmati Episode Belum Punya Rumah -- 44
Bagian Keempat:
JANGAN REMEHKAN HAL-HAL KECIL
Bagaimana Awal Kehidupan Manusia Dimulai? -- 48
Bagaimana Sebuah Kesuksesan Besar Terbentuk? -- 50
Bagaimana Amalan Kecil Memiliki Penghargaan Tinggi? -- 52
Bagaimana Unsur Paling Kecil Terbentuk? -- 54
Bagaimana Dosa Kecil Bisa Menjerumuskan? -- 55
Bagaimana Makhluk Kecil Begitu Menggemparkan? -- 57
Bagaimana Sebuah Perubahan Dimulai Dari Hal-hal Kecil? – 59
Bagian Kelima:
MEMULAI DARI DIRI SENDIRI

Memulai Dalam Hal Keteladanan -- 62
Memulai Dalam Hal Keilmuan -- 63
Memulai Dalam Hal Dakwah -- 65
Memulai Dalam Hal Ekonomi -- 66
Memulai Dalam Hal Menjaga Lingkungan Hidup -- 68
Bagian Keenam:
MENJEMPUT REZEKI, BUKAN MENCARI REZEKI
Menjemput Rezeki Dalam Arti Menjadi Pegawai -- 71
Menjemput Rezeki Dalam Arti Menjadi Pekerja Lepas – 73
Menjemput Rezeki Dalam Arti Menjadi Pemilik Usaha -- 75
Menjemput Rezeki Dalam Arti Menjadi Penanam Modal -- 77
Bagian Ketujuh:
BAHAGIA MENJADI ORANG BIASA
Biasa Ala Orang Yang Berilmu -- 82
Biasa Ala Orang Yang Berharta -- 83
Biasa Ala Orang Yang Diamanahi Jabatan -- 85
Biasa Ala Orang Yang Bergelar -- 88
Biasa Ala Orang Yang Diberi Kelebihan Fisik -- 90
Bagian Kedelapan:
INDAHNYA KEBERSAMAAN

Kebersamaan Dalam Persamaan Hak -- 94
Kebersamaan Dalam Tolong Menolong -- 95
Kebersamaan Dalam Cinta Mencintai Karena Allah -- 96
Bagian Kesembilan:
BER PIKIR DAN BERPERILAKU DEWASA

Dewasa Dalam Menyikapi Pluralitas -- 101
Dewasa Dalam Mengambil Keputusan -- 102
Dewasa dalam Menyikapi Kekalahan -- 104
Dewasa Dalam Kepribadian Manusia -- 104
Dewasa Dalam Menyikapi Kondisi Umat –- 105
Bagian Kesepuluh:
NIKMAT ADALAH KENDARAAN MENUJU ALLAH

Bagaimana Uang Menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 107
Bagaimana Tempat Usaha menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 109
Bagaimana Menuntut Ilmu Menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 110
Bagaimana Rumah Menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 112
Bagaimana Tubuh Menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 113
Bagaimana Keluarga Menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 114
Bagaimana Jabatan Menjadi Kendaraan Menuju Allah? -- 115
BIODATA PENULIS
Ebook ini berisi kumpulan tulisanku yang membahas tentang kebeningan hati. Isi ebook ini sangat berguna bagi Anda yang ingin mendapat motivasi sukses dalam mengelola hidup dengan BENING HATI, insya Allah. Anda berminat silahkan kirim Rp. 25 Ribu saja ke Bank BNI No. Rekening: 0118657077 atas nama Arda Dinata, lalu sms ke no. 081320476048.


Anda ingin seperti mereka? Daftar GRATIS:
Caranya SMS dengan format sbb:

REG.NO HP ANDA. NAMA ANDA.-..-
Contoh: REG.081809616519.CANTIK JELITA.-.-
Lalu SMS ke: 081320476048

Ada Apa dengan Virus?


Oleh: Arda Dinata

”Sejatinya penyebab demam berdarah ada dua virus, yakni virus dengue dan chikungunya. Namun, nyatanya keberadaan virus dengue menjadi penyebab terpenting demam berdarah. Makanya masyarakat luas lebih mengenal dengan istilah demam berdarah dengue (DBD).”
KEBERADAAN virus ini berbeda dengan bakteri. Apalagi virus itu dapat dikristalkan. Artinya ia bukan sel. Virus ini dianggap sebagai peralihan antara benda abiotik dan biotik.

Dalam perkembangannya, virus tersebut telah diketahui dalam berbagai macam bentuk virus. Ada yang berbentuk memanjang (batang), oval, bulat, dan ada pula yang seperti huruf T.

Lebih jauh, kalau kita teliti ternyata yang membedakan virus dengan mahluk hidup lainnya adalah virus hanya tersusun atas selubung (kapsid). Kapsid ini tersusun atas molekul protein, dan bagian ini tersusun atas asam nukleat. Jadi, virus itu tidak memiliki sitoplasma seperti pada sel, dan tidak memiliki organela, sehingga tidak melakukan metabolisme.

Atas dasar itulah, kelihatannya mengapa para pakar tidak menggolongkan virus sebagai sel atau organisme. Lebih-lebih ukuran virus ini yang sangat kecil, tidak memungkinkannya untuk memiliki struktur sebagaimana sel. Di sini, satu unit lengkap virus yang mampu menginfeksi organisme hidup disebut virian.

* *

DALAM dunia pengendalian penyakit bersumber binatang --terutama penyakit demam berdarah dengue-, keberadaan virus ini tentu memiliki peranan kunci dalam penyebaran penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Kita tahu, demam berdarah dengue ini disebabkan oleh adanya virus dengue yang ditularkan Aedes aegypti. Monster kecil inilah yang siap menyedot darah pada siang hari.

Lebih jauh, sejatinya penyebab demam berdarah ada dua virus, yakni virus dengue dan chikungunya. Namun, nyatanya keberadaan virus dengue ini menjadi penyebab terpenting demam berdarah. Makanya masyarakat luas lebih mengenal dengan istilah demam berdarah dengue (DBD).

Dalam banyak literatur disebutkan kalau virus dengue itu menyerang sel, dan kemungkinan besar adalah sel trombosit. Masa inkubasi penyakit ini dua minggu. Begitu gejala DBD muncul, sampai tiga hari virus ini masih hidup dan setelah itu, mereka akan mati.

Mengamati dan melihat fenomena keberadaan virus dengue yang begitu komplek ini, maka majalah inside edisi kali ini mencoba mengangkat tema seputar ekologi penularan penyakit akibat virus dan bagaimana kita mewaspadai penularan transovarial virus dengue ini. Semoga bermanfaat!***
SELENGKAPNYA ISI MAJALAH INSIDE TERSEBUT:
SUDUT REDAKSI …….. 2
DAFTAR ISI …… 3
CAKRAWALA …… 4
EDITORIAL:
Ada Apa dengan Virus? ...…

FOKUS UTAMA:
Waspadai Penularan Transovarial Virus Dengue ...… 6
Ekologi Penularan Penyakit Akibat Virus ….. 10
Respon Imunitas Tubuh Terhadap Virus …. 13
Merancang Anti Virus yang Efektif ….. 16
Mengenal Diagnosa Serologis Virus Dengue ….. 18
Identifikasi dan Isolasi Virus Dengue ….. 24

HASIL PENELITIAN:
Pengaruh Ekstrak Air Daun Bebandotan (Ageratum conyzoides) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti ..... 28
Teknik Serangga Mandul Dalam Pengendalian Populasi Serangga Kesehatan ..... 38

SPIRIT LOKA:
Menjaga Motivasi dalam Bekerja …..50
Mengenal Karakter Media Massa ….. 54

ALTERNATIF:
Pengolahan Tanaman Obat Tradisional …. 59

PENDIDIKAN:
Waspadai Serangga Penular Penyakit …. 67
Validasi Data Dalam Pengembangan Database …. 73

LAPORAN DAERAH:
Kunjungan Dinkes Provinsi Jawa Timur …… 53

DUNIA PUSTAKA:
Terapi Herba Atasi Flu Burung dan Demam Berdarah …. 76

TAFAKUR:
Kenapa Berbuat Salah? ….. 78
Anda tertarik Majalah Inside (Versi PDF) tersebut, silahkan kirim Rp. 25 Ribu saja ke Bank BNI No. Rekening: 0118657077 atas nama Arda Dinata, lalu sms ke no. 081320476048.

18 Juli 2009

Atasi Jentik DBD dengan Kulit Jengkol

Oleh: Arda Dinata

PENGENDALIAN vektor DBD umumnya menggunakan insektisida sintetis, namun penggunaannya berdampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Jengkol (P. lobatum) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengendalian vektor DBD karena mengandung asam fenolat, alkaloid, terpenoid, dan saponin.
Lalu, bagaimana cara kerja ekstra air kulit jengkol ini sebagai insektisida botani, sehingga berpengaruh terhadap indeks pertumbuhan jentik Aedes aegypti, yang menyebabkan terjangkitnya demam berdarah dengue (DBD)?

Aedes aegypti

Penyakit DBD pertama kali mewabah di Indonesia tahun 1968. Jumlah penderita DBD dari tahun ke tahun semakin meningkat disertai dengan penyebaran yang meluas (Hasyimi, et.al; 1997). DBD merupakan penyakit yang disebab oleh virus dengue, termasuk kategori penyakit menular. Penyakit ini disebarkan melalui perantara nyamuk, terutama yang termasuk genus Aedes. Dan nyamuk Aedes aegypti ini termasuk dalam genus Aedes, famili culicidae, ordo diptera (Wijana; 1982).

Aedes aegypti dalam menularkan virus dengue dengan cara menghisap darah manusia yang mengandung virus dengue dan menularkannya kembali pada manusia yang belum terkena virus dengue. Mewabahnya penyakit DBD sampai sekarang belum ditemukan obatnya, sehingga salah satu usaha untuk mencegah penyebarannya dilakukan dengan cara pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti.

Pengendalian vektor Aedes aegypti dilakukan dengan tujuan memutus siklus hidup Aedes aegypti. Cara pemutusan rantai siklus hidup nyamuk terdiri dari empat macam, yaitu: melenyapkan penyebab penyakit (virus dengue), isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor), dan pengendalian vektor. Salah satu usaha pengendalian vektor adalah pada usia jentik. Adapun usaha pengendalian jentik (larva) nyamuk dilakukan dengan dua cara, yaitu pengendalian secara kimiawi dan biologi.

Pengendalian secara biologi, diartikan sebagai pengaturan populasi vektor dengan menggunakan musuh-musuh alamiah. Sedangkan pengendalian secara kimiawi, yaitu pengaturan populasi vektor yang salah satu caranya menggunakan larvasida. Pengendalian tersebut akan sangat mempengaruhi siklus hidup Aedes aegypti (Jumar; 2000).

Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, stadiumnya terdiri dari telur, larva (kemudian ditulis jentik), pupa, dan nyamuk dewasa. Stadium telur berwarna hitam dengan ukuran + 0,8 mm, berbentuk oval. Di sekeliling telur tidak terdapat kantung udara yang berfungsi sebagai alat untuk mengapung (Ditjen PPM & PLP; 2002). Telur itu, kemudian menetas menjadi jentik. Chistophers (1960) menyatakan bahwa jentik Aedes aegypti berbentuk silindris, terdiri dari caput yang berbentuk globuler, thorak, dan abdomen yang terdiri dari 8 segmen. Bagian caput terdapat bulu sikat yang digunakan untuk mencari makan dan sepasang antena. Bagian abdomen segmen ke-8, terdapat sifon sebagai alat pernapasan. Ciri khas yang membedakan jentik Aedes aegypti dengan jentik Aedes lain ialah duri samping gigi sisir anal (baca: pada bagian comb).

Dalam perkembangannya, jentik Aedes aegypti ini mengalami pergantian kulit sebanyak tiga kali dari instar I, II, III, dan IV. Jentik instar I berukuran 1-2 mm, setelah 1 hari berubah menjadi instar II. Ukuran jentik instar II adalah 2,3-3,9 mm. Jentik instar II ini, setelah 2-3 hari akan menjadi instar III, yang memiliki ukuran 5 mm. Baru setelah 2-3 hari jentik instar III ini berubah menjadi instar IV dengan ukuran 7-8 mm.

Setelah jadi jentik instar IV, lalu berubah menjadi pupa. Ditjen PPM & PLP Depkes. RI. (2002), menyatakan bahwa pupa ini berbentuk seperti koma dan bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibandingkan dengan jentik. Pupa kemudian berubah menjadi nyamuk dewasa yang ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Mempunyai dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kakinya. Nyamuk Aedes aegypti dewasa, mempunyai panjang tubuh 3-4 mm. Mempunyai bintik hitam dan putih pada badan dan kepalanya, dan punya ring putih pada kakinya. Posisi menggigit pada kulit manusia ialah mendatar (Ditjen. PPM & PL Depkes. RI; 2004).

Nyamuk Aedes aegypti dalam perkembangannya, hidup dalam dua tempat. Yakni 3 stadium berkembang di dalam air (telur, jentik, dan pupa) dan 1 stadium hidup di udara bebas (nyamuk dewasa). Sementara itu, kondisi air yang jernih merupakan tempat untuk pertumbuhan Aedes aegypti, mulai dari telur sampai pupa. Posisi jentik menggantung pada permukaan air membentuk sudut 45 derajat (Levine; 1994 dalam Nurchasanah; 2004). Sementara itu, nyamuk Aedes aegypti dewasa, biasanya terdapat di tempat-tempat yang lembap dan kurang terang (agak redup), misalnya kamar mandi, dapur, kelambu, pakaian yang menggantung, gorden, dan lainnya.

Jentik Aedes aegypti untuk mendapatkan makanannya yang berupa partikel-partikel kecil dari air tempat hidupnya dengan membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuhnya yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikroorganisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut jentik Aedes aegypti. Untuk proses pernapasannya sendiri, jentik Aedes aegypti menggunakan sifon. Luar biasanya, tubuh jentik Aedes aegypti ini mengeluarkan cairan kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan (Yahya; 2005).

Kalau kita teliti, ternyata stadium Aedes aegypti yang paling lama ialah berada dalam air, termasuk aktivitas makannya juga dalam air. Untuk itu, upaya pengendalian yang sesuai dengan stadium ini berupa abatisasi. Di mana, abatisasi merupakan pengendalian dengan menggunakan insektisida sintetis. Penggunaan insektisida sintetis memang lebih mudah digunakan dan lebih efektif, namun penggunaan intektisida sintetis ini dinilai kurang baik karena dapat menimbulkan resistensi, resurgensi, dapat membunuh jasad yang bukan sasaran, serta menurunkan kualitas lingkungan (Metcalf & Luckman; 1982).

Untuk itu, salah satu insektisida alternatif yang berpotensi dalam mengendalikan populasi serangga adalah insektisida botani dari senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuhan (Schmutterer; 1990). Istilah lainnya adalah menggunakan insektisida botani. Penggunaan insektisida botani ini, menurut Syahputra (2001) dinilai lebih baik daripada insektisida sintetis, karena insektisida botani mempunyai sifat tidak stabil, sehingga lebih mudah didegradasi secara alami.

Ekstra kulit jengkol

Dewasa ini insektisida alami telah banyak ditemukan, salah satunya yang pernah diteliti Nursal (2005), yaitu ekstrak etanol daun lengkuas ternyata bersifat toksik terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti. Perlakuan efektif terjadi pada konsentrasi 0,98% dan waktu 8 jam. Sementara Muhaeni (2007), juga meneliti tentang pengaruh air rendaman gadung terhadap Anopheles aconitus dan bersifat toksik dengan nilai LC-50 36,63% setelah 24 jam. Selain itu, dilaporkan pula bahwa kulit jengkol berpotensi sebagai insektisida botani. Adalah Tjokronegoro; et.al (1989) yang mengamati para petani Ciwidey pernah menggunakan ekstrak air biji jengkol didorong oleh rasa frustasi menghadapi serangan hama wereng coklat.

Jengkol merupakan tanaman yang memiliki tinggi 5-15 m, dengan ranting menggantung. Tanaman ini memiliki tangkai daun utama dan poros sirip dengan satu kelenjar atau lebih dan berambut. Bentuk daun elips atau bulat telur terbalik miring dengan ujung tumpul 1,5-5 x 1-2,5 cm. Bunga beraturan, berbilangan lima. Bongkol berbunga 15-25 pada ujung ranting dalam malai. Kelopak bergigi sampai berlekuk. Tabung mahkota berbentuk corong, dari luar berambut. Benang sari banyak, panjang lebih kurang 1 cm; tangkai sari pada pangkal bersatu menjadi tabung. Bakal buah berambut, bertangkai, merah. Polongan bulat silindris, seringkali bengkok atau menggulung dalam 1-2 puntiran, diantara biji seringkali menyempit, panjang 6-12 cm, lebar 1 cm. Biji 1-10 mengkilap berwarna hitam dengan selumbung biji putih atau ros yang tidak sempurna (Steenis; 1975).

Sementara itu, dari hasil penelitian Rahayu dan Pukan (1998) diungkapkan kalau kandungan senyawa kimia dalam kulit jengkol yaitu: alkaloid, terpenoid, saponin dan asam fenolat. Asam fenolat ini di dalamnya termasuk flavonoid dan tanin. Tanin ini terdapat pada berbagai tumbuhan berkayu dan herba, berperan sebagai pertahanan tumbuhan dengan cara menghalangi serangga dalam mencerna makanan. Serangga yang memakan tumbuhan dengan kandungan tanin tinggi akan memperoleh sedikit makanan, akibatnya akan terjadi penurunan pertumbuhan (Howe & Westley; 1988).

Untuk senyawa saponin, termasuk dalam golongan triterpenoid. Golongan ini terdapat pada berbagai jenis tumbuhan, dan bersama-sama dengan subtansi sekunder tumbuhan lainnya berperan sebagai pertahanan diri dari serangan serangga, karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi serangga dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerap makanan (Applebaum; 1979, Ishaaya; 1986). Sementara itu, Smith (1989) menyatakan bahwa alkaloid, terpenoid, dan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik.

Terkait dengan itu, Nurchasanah (2004) membagi insektisida berdasarkan cara masuknya ke dalam tubuh serangga menjadi tiga kelompok, yaitu: racun perut, racun kontak, dan racun pernapasan. Menurut Tarumingkeng (1992), racun perut ini menyerang organ utama pencernaan serangga, yaitu bagian ventrikulus. Ventrikulus merupakan bagian saluran makanan sebagai tempat penyerapan sari-sari makanan. Insektisida yang terserap bersama sari-sari makanan selanjutnya akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh serangga oleh haemolimfe.

Bahan aktif dari kulit jengkol seperti alkaloid, terpenoid, saponin, dan asam fenolat dapat digunakan sebagai larvasida dengan cara mengekstrak kulit jengkol. Kulit jengkol digiling sampai berupa simplisia. Lalu, simplisia direbus dan dimaserasi selama tiga hari. Hasil maserasi disaring digunakan sebagai larutan ekstrak air kulit jengkol (Harborne; 1987). Dalam hal ini, pelarut yang dipakai adalah menggunakan air biasa, karena dapat dengan mudah diperoleh dan mudah untuk pembuatan ekstrak. Hasilnya, kemampuan ekstrak air kulit jengkol dalam mengendalikan populasi Aedes aegypti dapat diamati melalui kemampuannya menurunkan indeks pertumbuhan jentik Aedes aegypti.

Di sini, pengukuran indeks pertumbuhan dilakukan dengan mengamati pengaruh air kulit jengkol yang diujikan terhadap pertumbuhan hewan uji dari instar I sampai pupa. Zhang, et.al. (1993) mendefinisikan pertumbuhan serangga dalam stadium jentik sebagai suatu kemampuan untuk berganti kulit dan berkembang menjadi instar selanjutnya. Jumlah pergantian kulit menunjukkan perkembangan, dan jika seekor serangga tidak mengalami pergantian kulit, maka diasumsikan bahwa serangga tersebut tidak tumbuh.

Dengan kata lain, indeks pertumbuhan (growth indeks/GI) didefinisikan sebagai jumlah stadium yang dicapai oleh individu di bawah kondisi eksperimen dibagi dengan jumlah stadium tertinggi yang akan dicapai oleh populasi control. Di sini, Zhang, et.al., menyatakan apabila nilai GI = 1, berarti semua jentik berhasil menjadi pupa, tetapi bila GI = 0, berarti semua jentik mati pada instar awal. Namun, apabila nilai GI terletak antara 0 dan 1, berarti ada jentik yang berhasil menjadi pupa. Arti lainnya, sebagian dapat tumbuh tetapi belum menjadi pupa, dan sebagian lagi ada yang mati pada setiap instar. Semakin banyak yang mati pada instar awal, maka nilai GI semakin kecil dan sebaliknya.

Atasi pertumbuhan jentik

Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Diah Prastiwi Tanjung (2007) di Laboratorium Entomologi Loka Litbang P2B2 Ciamis, tentang “Indeks pertumbuhan larva nyamuk Aedes aegypti yang terdedah dalam ekstrak air kulit jengkol” didapat data bahwa indeks pertumbuhan yang diperoleh berkisar antara 0 dan 1 terdapat pada semua konsentrasi, yaitu: 0%, 9%, 18%, dan 36%. Hal ini berarti bahwa apabila jentik atau larva nyamuk Aedes aegypti ini didedahkan dalam ekstrak air kulit jengkol dengan konsentrasi tersebut, maka terdapat sebagian jentik menjadi pupa, sebagian tumbuh tetapi belum menjadi pupa, dan sebagian lagi ada yang mati pada instar awal. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak air kulit jengkol berpengaruh terhadap pertumbuhan jentik Aedes aegypti.

Di sini, kalau kita telaah lebih lanjut, kematian jentik Aedes aegypti yang terdedah dalam ekstrak air kulit jengkol, maka kemungkinan disebabkan oleh senyawa yang terkandung dalam ekstrak air kulit jengkol tersebut. Hal ini didasarkan pada data analisis fitokimia yang dilakukan oleh Ambarningrum, dkk. (2006), yang menyebutkan bahwa ekstrak air kulit jengkol ini mengandung senyawa alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid. Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat anti makan dan juga bersifat toksik. Tanin dan flavonoid merupakan senyawa yang termasuk dalam kelompok fenol.

Kalau kita perhatikan, dari aktivitas tanin ini dapat menurunkan kemampuan mencernakan makanan pada serangga dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase). Tanin juga mampu mengganggu aktivitas protein pada dinding usus. Respon jentik terhadap senyawa ini adalah menurunnya laju pertumbuhan dan gangguan nutrisi (Howe and Westle; 1990).

Sementara untuk saponin merupakan kelompok triterpenoid yang termasuk dalam senyawa terpenoid. Aktivitas saponin ini, ternyata dapat mengikat sterol bebas dalam pencernaan makanan, di mana sterol berperan sebagai prekusor hormon ekdison, sehingga dengan menurunya jumlah sterol bebas akan mengganggu proses pergantian kulit pada serangga (moulting). Sedangkan untuk senyawa saponin ini, apabila dikocok dengan air maka akan menghasilkan buih dan bila dihidrolisis akan menghasilkan gula dan sapogenin (Mulyana; 2002).

Kaitannya dengan proses masuknya toksin dalam tubuh jentik, menurut Keilin dan Clement, seperti dikutip Muhaeni (2007), ekstrak air kulit jengkol masuk ke dalam tubuh jentik nyamuk bersama dengan makanan dan air yang masuk melalui mulut. Penetrasi racun terjadi di daerah usus tengah di mana daerah tersebut terdapat aktivitas absorpsi makanan melalui jaringan epithelium dan hasilnya akan diedarkan ke seluruh tubuh oleh haemolimfe. Adapun mekanisme keracunannya berupa kerusakan pada jaringan epithelium pada usus tengah yang mengabsorpsi makanan. Kegagalan absorpsi tersebut mengakibatkan malnutrisi, sehingga pertumbuhan jentik terhambat dan akhirnya terjadi kematian jentik.

Dalam bahasa Siswowijoto (1988), gejala yang muncul bila hewan mengalami keracunan adalah melalui empat fase. Yaitu perangsangan, kejang-kejang, kelumpuhan, dan diakhiri dengan kematian. Periode perangsangan ditunjukkan oleh gejala perubahan tabiat dari tingkah laku hewan dari keadaan biasa, kemudian menjalar sampai tingkat antena dan bagian mulut. Gejala ini dilanjutkan pada tingkat kelumpuhan dan berlanjut pada organ respirasi, akhirnya mengalami kematian.

Jadi, ekstrak air kulit jengkol ini dapat berpengaruh terhadap indeks pertumbuhan jentik Aedes aegypti, dan langkah ini tentu dapat diaplikasikan dalam program pemberantasan jentik Aedes aegypti di daerah endemis DBD. Hasilnya, DBD kabur karena jentiknya tidak berkembang, dan lingkungan pun tidak tercemar berkat ekstrak kulit jengkol.***

Penulis, pemerhati masalah kesehatan lingkungan dan bekerja di Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbangkes Depkes. R.I.

ARDA DINATA
d.a. Kantor Loka Litbang P2B2 Ciamis
Jalan Raya Pangandaran Km. 3
Kp. Kamurang Ds. Babakan Kec. Pangandaran – Ciamis
Telp/Fax. (0265) 639375.
Hp. 081 320 476048
Email: arda.dinata@gmail.com
http://ardadinata.tk/

REKENING BANK:
Bank Muamalat Cabang Bandung.
Nomer Rekening: 101.14407.22
Atas nama: Arda Dinata.

Daftar Pustaka:

Agus Kardiman; 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Ahmad Abdullah dan Soedarmanto; 1979. Budidaya Tembakau. Jakarta: C.V. Yasaguna.

Dina Muhaeni; 2007. Skripsi Pengendalian Larva Anopheles aconitus Sebagai Vektor Malaria Dengan Air Rendaman Gadung. Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas jenderal Soedirman.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah; 2004. Prosedur Tetap Penanggulangan KLB dan Bencana Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

Ditjen. PPM dan PLP; 1993. Malaria Entomologi 10. Jakarta: Depkes. R.I.

Ditjen. PPM dan PLP; 1993. Malaria Tindakan Anti Larva 5. Jakarta: Depkes. R.I.

Djarir Makfoeld; 1982. Mengenal Beberapa Penilaian Fisik Mutu Tembakau di Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Dwi Sarwani; 2007. Materi Kuliah P2M Pemberantasan Vektor Malaria. Purwokerto: Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

H. Adang Iskandar, dkk.; 1985. Pedoman Bidang Studi Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS). Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes. R.I.

J. Supranto; 1992. Teknik Sampling Untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nasution S; 2000. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Novizan; 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Panut Djojosumarto; 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Rudi C Tarumingkeng; 1992. Insektisida, Sifat, Mekanisme dan Dampak Penggunaannya. Jakarta: Ukrida.

Subiyakto Sudarmo; 1991. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius.

INSTITUT MIQRA INDONESIA


BLOG IS MY SALESMAN ARDA DINATA:
ARDA BLOGGING SUCCESS:
| Arda News Success | Blogging Success | Wisdom Business | Quantum Writers | Inspiring Intelligence | Mosquito & Public Health | Getting Rich | Writers Success | Sprituality Health | Farmakologi | Sanitary | Physiology | House Keeping | Pollution News | Photografy|


| ARDA EKLIPING INDONESIA | Cara Menjadi Kaya | Dunia Kesehatan Spritual | Dunia Pustaka dan Referensi | Dunia Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang | Dunia Kesehatan Lingkungan | ALIFIA E-Clipping and Reviewing | Reuse News Indonesia | ARDA Reseller News | Rahasia Penulis Sukses | Reseller News Indonesia |

MENU ARDA EKLIPING INDONESIA:
| BERANDA KLIPING | KLIP IPTEK | KLIP PSIKOLOGI | KLIP WANITA | KLIP KELUARGA | KLIP ANAK CERDAS | KLIP BELIA & REMAJA | KLIP GURU & PENDIDIKAN | KLIP HIKMAH & RENUNGAN |

MENU HIDUP SEHAT DAN KAYA:
| Dunia Spritual dan Kesehatan | Rahasia Menjadi Kaya | Dunia Reseller | Reuse News | Pustaka Bisnis |


MENU ARDA PENULIS SUKSES:
| Inspirasi Penulis | Rahasia Penulis | Media Penulis | Sosok Penulis | Pustaka Penulis |


MENU AKADEMI PEMBERANTASAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG:
| Dunia P2B2 | Dunia NYAMUK | Dunia LALAT | Dunia TIKUS | Dunia KECOA | Pustaka P2B2 |


MENU AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN:
| Inspirasi ARDA | Dasar KESLING | P.Sampah | Tinja & Aair Limbah | Binatang Pengganggu | Rumah & Pemukiman Sehat | Pencemaran Lingkungan Fisik | HYPERKES | Hygiene Sanitasi Makanan | Sanitasi Tempat Umum | Air Bersih | Pustaka Kesehatan |


MENU MIQRA INDONESIA:
| Home Inspirasi | Opini | Optimis | Sehat-Healthy | Keluarga-Family Life | Spirit-Enthusiasm | Ibroh-Wisdom | Jurnalistik | Lingkungan-Environment | Business | BooK | PROFIL | Jurnal MIQRAINDO | Reseller News Indonesia |

DAFTAR KORAN-MAJALAH INDONESIA:
| Pikiran Rakyat | KOMPAS | Galamedia | Republika | Koran Sindo | Bisnis Indonesia | Sinar Harapan | Suara Pembaruan | Suara Karya | Suara Merdeka | Solo Pos | Jawa Pos | The Jakarta Post | Koran Tempo | Media Indonesia | Banjarmasin Post | Waspada | Suara Indonesia Baru | Batam Pos | Serambi Indonesia | Sriwijaya Post | Kedaulatan Rakyat | Pontianak POS | Harian Fajar | Harian Bernas | Bangka Post | Harian Surya | Metro Banjar | Pos Kupang | Serambi Indonesia | Kontan | Majalah Gamma | Majalah Gatra | Majalah Angkasa | Majalah Intisari | Majalah Info Komputer | Majalah Bobo | Majalah Ummi | Majalah Sabili | Majalah Parentsguide | Majalah Suara Muhammadiyah | Majalah Amanah | Majalah Tabligh | Majalah Insight |Majalah Annida | Majalah Network Business | Tabloid PC+ | Majalah Komputer Easy | Tabloid NOVA |Loka Litbang P2B2 Ciamis |


MIQRA INDONESIA GROUP
Kantor Pusat
: Jl. Raya Panganadaran Km.3 Pangandaran Ciamis 46396
Telp. (0265) 630058
Copyright © 2006-2010, Miqra Indonesia,
Email : miqra_indo@yahoo.co.id
Homepage : http://www.miqra.blogspot.com/
Design by Arda Dinata,
Wong Tempel Kulon - Kec. Lelea - Kab. Indramayu - Indonesia